Krama Banjar Suwung Batan Kendal Gelar Karya Padudusan Alit di Pura Dalem Batan Kendal

6 hours ago 3
ARTICLE AD BOX
Karya tahun ini mengusung tingkat yadnya madya dan dirangkaikan dengan penyucian beberapa palinggih yang telah diperbaiki, terutama bagian atap yang sebelumnya menggunakan eduk. Persiapan karya telah dimulai sejak awal November 2024, diawali dengan prosesi nuntun pratima dan nunas petunjuk sebelum memulai perbaikan fisik pura.

“Karya ini merupakan kelanjutan dari janji Krama Banjar yang dituangkan dalam balik sumpah saat Karya Padudusan Agung tahun 2015. Kami berkomitmen menggelar karya rutin setahun sekali, dan karya besar setiap 10 tahun, apalagi jika ada renovasi palinggih,” ujar I Nyoman Sarna selaku Manggala Karya.

Total dana yang terserap dalam pelaksanaan Karya Pedudusan Alit ini mencapai Rp2,5 miliar. Dana tersebut berasal dari punia masyarakat, bantuan lembaga, serta bantuan fisik dari Pemerintah Kota Denpasar yang memberikan dukungan sebesar Rp700 juta.


Puncak karya dipuput oleh tiga sulinggih, yakni Ida Pedanda dari Griya Tegal Jingga Banjar Pande Sumerta (Denpasar Timur) dan Ida Pedanda dari Griya Batuan (Sukawati, Gianyar). Prosesi piodalan di Pura Dalem Batan Kendal diperingati setiap enam bulan sekali, yakni setiap Buda Umanis Medangsia.

Terkait rangkaian karya, tidak seperti desa lain yang biasanya menggelar nyengker setra saat karya di Pura Dalem, di Suwung Batan Kendal prosesi dilakukan dengan nyatur lebah. Hal ini dikarenakan piodalan di Pura Prajapati dan Pura Dalem memiliki hari pelaksanaan yang berbeda.


Dalam karya kali ini, juga dilakukan prosesi mesolah atau napak pertiwi oleh Ida Sesuhunan dari sejumlah banjar. Pada 15 Mei, Ida Sesuhunan dari Pura Dalem Gunung Sari Banjar Lantang Bejuh (Sesetan) hadir dalam wujud Barong Landung. Disusul pada 16 Mei, giliran Janger dari Banjar Pegok, Sesetan yang mesolah. Penutupan karya atau penyineban dilakukan pada 17 Mei dengan napak pertiwi Ida Sesuhunan dari Banjar Suwung Batan Kendal.

“Harapan kami, melalui yadnya ini, masyarakat diberikan kerahayuan, kesehatan, serta terciptanya keseimbangan antara manusia dan alam semesta. Ini adalah hal paling utama,” ujar Nyoman Sarna. Ia menambahkan bahwa krama selalu berpijak pada konsep desa kala patra serta awig-awig yang berlaku di wilayah adat.

Pura Dalem Batan Kendal sendiri diempon oleh Krama Banjar Suwung Batan Kendal dan menjadi pusat pemujaan rohani bagi umat Hindu setempat. Dalam karya kali ini, turut hadir Wakil Wali Kota Denpasar, Camat Denpasar Selatan, Lurah Sesetan, Bendesa Adat Sesetan, serta prajuru adat dan dinas. *m03

Read Entire Article