ARTICLE AD BOX
Dalam acara rapat koordinasi penanganan sampah di Aula Kantor Camat Abang, Banjar Abang Kelod, Desa/Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis (15/5), yang menghadirkan 20 bendesa adat dan 14 perbekel.
Camat Abang Putu Agus Teja Pramascita menyarankan, agar bendesa dan perbekel bersinergi di setiap desa dalam hal penanganan sampah. Hal itu sesuai amanat Surat Edaran Gubernur Bali Nomor : 9 Tahun 2025, tentang Gerakan Bali Bersih Sampah, dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.
Sesuai amanat regulasi yang berlaku tersebut katanya, dalam mengelola sampah, agar berbasis sumber, caranya dengan melakukan pemilihan menjadi sampah organik, anorganik dan residu. Sampah organik dimanfaatkan untuk pengomposan, sampah anorganik di daur ulang, hanya sampah residu yang dibuang di TPA.
"Sedapat mungkin masyarakat agar memulai mengurangi penggunaan kantong plastik, gunakan produk pengganti ramah lingkungan, dan jangan membuang sampah sembarangan," pintanya.
Bendesa Alitan MDA Kecamatan Abang I Wayan Gede Surya Kusuma, memotivasi agar bendesa dan perbekel di Kecamatan Abang bersinergi, dalam hal menangani sampah. "Kami siap mengoptimalkan program mararesik, libatkan sekolah, bisa berdayakan pararem dalam penanganan sampah di tiap desa adat," ujar tokoh dari Desa Adat Datah tersebut.
I Gede Surya Kusuma berharap agar tiap tiga bulan kembali dilakukan pertemuan, sambil melakukan evaluasi.
Danramil Kapten Inf Sukrada mengatakan, dalam hal menangani sampah, yang merupakan masalah bersama tidak bisa dilakukan sendirian. Semua pihak mesti terlihat, dan masyarakat diberikan edukasi pentingnya menjaga lingkungan. "Bangun bank sampah, untuk menampung sampah plastik," pintanya,
Sedapat mungkin agar masyarakat membuat lubang, sampah organik ditimbun, sampai membusuk, selanjutnya jadi sampah kompos.
Sedangkan Kapolsek Abang AKP Komang Susiawan mengingatkan, penanganan sampah terutama di daerah pariwisata sangat mendesak. "Kita punya daerah pariwisata hendaknya objek itu bersih dari sampah, paling tidak agar membuang sampah pada tempatnya," katanya.
Dari berbagai masukan, Perbekel Kesimpar I Gede Intaran mengaku siap menuntaskan permasalahan sampah, bersinergi dengan desa adat. "Hanya saja masalahnya, lahan untuk mengolah sampah, belum ada," katanya.
Kata Gede Intaran, perlu dioptimalkan komunikasinya dengan desa adat, dan didukung masyarakat. Sehingga ke depan, sampah tertangani dengan baik. Pada akhirnya tidak ada lagi masyarakat membuang sampah sembarangan, sebab sampah telah dipilah. Kesemuanya itu perlu proses, meyakinkan masyarakat.7k16