Banjar Dharma Darsana Jaga Tradisi Ogoh-Ogoh Karangasem di Tengah Minimnya Fasilitasi

2 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Ketua STT Dharma Darsana, I Kadek Luciano Purwadi alias Dekno (19), mengatakan proses pembuatan Ogoh-Ogoh telah dimulai sejak 15 Januari 2025. Satu tokoh Ogoh-Ogoh mereka hadirkan dengan alokasi anggaran sekitar Rp15 juta.

“Meski di Karangasem belum ada lomba seperti di kabupaten lain, kami tetap semangat menjaga tradisi malam pengerupukan. Kami ingin tetap melestarikan budaya Ogoh-Ogoh agar tidak hilang di tengah kemajuan zaman,” ujar Dekno.

Sebagai bentuk pelestarian budaya, STT Dharma Darsana juga mengajak rekan-rekan dari kalangan pelajar hingga dewasa untuk aktif dalam latihan gambelan baleganjur, alih-alih mengandalkan sound system yang kini ramai menjadi sorotan di media sosial.

“Fenomena sound system bagi kami justru bisa melunturkan nilai-nilai budaya. Karena itu, kami komit mengiringi Ogoh-Ogoh dengan baleganjur sebagai wujud nyata pelestarian tradisi,” tegasnya.

Dekno juga menyoroti perkembangan Ogoh-Ogoh dari tahun ke tahun yang menurutnya semakin inovatif dan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Ia menilai, kehadiran kembali bahan ulatan bambu dalam sepuluh tahun terakhir menjadi angin segar dalam produksi Ogoh-Ogoh yang lebih ramah lingkungan dan kreatif.

“Bahan bambu dan alami lebih hemat biaya, tidak menghasilkan banyak sampah, serta memberi ruang kreativitas dalam membentuk struktur Ogoh-Ogoh yang kompleks tapi tetap artistik dan spiritual,” jelasnya.

Menyinggung dampak pandemi, Dekno menyebut masa jeda akibat Covid-19 justru memantik semangat baru di kalangan pemuda. “Pandemi memberi waktu untuk refleksi. Sekarang semangat berkarya muncul kembali, dengan ide-ide dan konsep baru yang lebih berani,” katanya.

Meski tanpa kompetisi, ia yakin pemuda Karangasem tetap antusias. Namun, ia berharap ke depan pemerintah kabupaten bisa menggelar lomba Ogoh-Ogoh untuk memberi ruang ekspresi dan motivasi yang lebih besar bagi generasi muda.

“Lomba bukan hanya ajang unjuk kreativitas, tapi juga sarana pembelajaran dan pembentukan rasa bangga terhadap tradisi. Kami berharap pemerintah bersinergi dengan yowana agar seni dan budaya Bali tetap lestari,” tutupnya. *m03
Read Entire Article