ARTICLE AD BOX
Yang memprihatinkan dari sejumlah sekolah yang dikunjungi, rata-rata mengalami kerusakan.
Kunjungan kerja Komisi IV DPRD Buleleng, Senin (10/3), dibagi menjadi sejumlah tim. Satu tim melakukan peninjauan di wilayah Buleleng timur, satu tim di Buleleng tengah dan tim lainnya ke Buleleng barat. Kerusakan bangunan fisik sekolah pertama tercatat di SMPN 1 Atap Sawan di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Buleleng.
Kepala Sekolah SMP 1 Atap Sawan, Drs I Gede Widi menjelaskan, kondisi SMPN 1 Atap Sawan mengalami sejumlah kendala. Widi menyebut beberapa ruang kelas banyak bocor, ada juga plafonnya jebol. Situasi ini cukup mengganggu proses belajar mengajar, terutama saat musim hujan.
“Kalau musim kemarau debunya yang banyak, karena lantai kami masih rabat beton, udara jadi kurang bersih. Senderan di samping ruang laboratorium juga mulai retak. Mudah-mudahan dengan kehadiran bapak dewan melihat langsung sekolah kami, segera mendapatkan perbaikan,” ungkap Widi.
Anggota Komisi IV Nyoman Meliun meninjau SMP 1 Atap Sawan mengatakan, akan mencatat data dan kondisi yang ditemukan di lapangan. Selanjutnya akan dibahas dalam rapat kerja di Komisi IV dan akan diperjuangkan penanganannya melalui APBD Buleleng. “Terkait kondisi SMPN 1 Atap kami mendorong pemerintah untuk memberikan prioritas perbaikan, karena kerusakannya cukup banyak,” ungkap politisi asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan ini.
Selain meninjau kondisi fisik sekolah, kunjungan kerja juga menyerap aspirasi di SDN 1, 2 dan 3 Desa Lemukih. Terutama dalam pemenuhan sarana dan prasarana untuk kegiatan belajar mengajar serta mengecek Program Indonesia Pintar (PIP).
Di hari yang sama, tim yang dipimpin Ketua Komisi IV Nyoman Sukarmen mengunjungi sejumlah sekolah di wilayah Buleleng barat, seperti sejumlah sekolah di Desa/Kecamatan Busungbiu. Anggota Komisi IV lainnya bergerak di Kecamatan Gerokgak, Banjar dan Buleleng.
Permasalahan yang terjadi di masing-masing sekolah hampir sama. Mulai dari kekurangan laptop untuk siswa melaksanakan ujian, bangku yang rusak, serta kerusakan bangunan suci, atap plafon, dan toilet. Selain itu, banyak sekolah yang belum memiliki pagar pembatas dan perlu adanya penyenderan beton untuk mengatasi potensi longsor yang dapat membahayakan lingkungan sekitar.
“Hasil kunjungan ini akan segera kami tindaklanjuti dalam rapat internal. Kemudian data yang sudah kami pegang juga akan disampaikan ke Disdikpora Buleleng. Sekolah yang memerlukan penanganan mendesak, agar diprioritaskan untuk keselamatan dan kenyaman peserta didik di sekolah,” kata anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.7 k23