ARTICLE AD BOX
Sebelum ditemukan tewas korban sempat mengirimkan pesan WhatsApp kepada kedua anak angkatnya Dewa Ngurah Sudarsana, alias Made, 42 dan Dewa Ngurah Sudarma alias Komang, 38.
Adapun isi pesan WhatsApp korban kepada kedua anak angkatnya itu intinya minta tolong untuk datang ke rumahnya (TKP). Panggil kelian banjar setempat karena dirinya (korban) sudah mati. Pesan singkat itu dikirim korban kepada kedua saksi Made pukul 04.35 Wita dan kepada Komang pukul 04.49 Wita. Pesan korban itu baru dibaca kedua anak angkatnya itu dua jam kemudian. Saat mereka (kedua saksi) tiba di TKP korban sudah tewas.
Menerima pesan singkat dari korban saksi Made dan Komang langsung mendatangi TKP. Di depan pintu kamar korban kedua saksi menemukan tempelan kertas berisi tulisan, Komang jangan masuk saya sudah mati, panggil orang kelian banjar. Kedua saksi pun memanggil Kepala Dusun Banjar Biaung, Wayan Suana, 44. Kemudian Wayan Suana lapor kepada Bhabinkamtibmas dese setempat hingga akhirnya aparat Polsek Denpasar Timur dan Polresta Denpasar datang ke TKP.
"Anggota yang datang ke lokasi TKP menggali keterangan Made dan Komang selaku saksi kunci dan juga beberapa saksi lainnya. Berdasarkan keterangan para saksi itu dan dikuatkan oleh petunjuk lainnya kuat dugaan korban bunuh diri dengan cara ikat leher dan gantung di terlai," ungkap Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi dikonfirmasi, kemarin siang.
Adapun hasil pemeriksaan dari tim identifikasi Polresta Denpasar, lanjut AKP Sukadi pada satu ditemukan korban mengenakan Menggunakan baju kemeja warna putih, kain sarung warna abu-abu dikombinasi garis warna kuning. Kepala menunduk mengarah ke utara. Kaki bersimpuh mengarah ke timur. Pinggul sudah mengalami lebam mayat. Lidah dalam menjulur dan terjepit gigi. Tidak ada tanda-tanda kekerasan benda tumpul maupun tajam,
Di TKP ditemukan beberapa catatan yang diduga ditulis oleh korban yang menyatakan bahwa korban sudah meninggal dunia dan meminta pengurus rumah untuk menghubungi pihak berwajib serta catatan yang menerangkan dokumen-dokumen yang dimilikinya.
"Adapun dugaan korban nekat mengakhiri hidupnya karena stres akibat sakit kanker usus yang dideritaya. Jenazah korban dievakuasi ke RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar. Keluarga berkordinasi dengan konsulat Amerika untuk proses penguburan," ungkap AKP Sukadi.
Korban Chris Lewis Samson tinggal di rumah tersebut sudah kurang lebih 11 tahun. Dia tinggal seorang diri. Sementara dua orang saksi sebenarnya adalah orang yang sering membantu korban bersih-bersih dan lainnya. 7 pol