ARTICLE AD BOX
AMLAPURA, NusaBali
Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, Karangasem, berakhir, ditandai upacara Panyineban, Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (3/5). Karya ini menelan anggaran Rp 5,128 miliar, dan masih ada sisa dana punia Rp 1,581 miliar.
Sisa dana punia itu nantinya akan dipakai membiayai Karya Agung Ngenteg Linggih di Pura Penataran Agung Besakih, tahun 2026. Penasihat Panitia Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, Jro Gede Artayasa memaparkan hal itu di Pura Penataran Agung Besakih, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Senin (5/5).
Disebutkan, sesuai rencana, Karya Agung Ngenteg Linggih di Pura Penataran Agung Besakih akan dilaksanakan tahun 2026. Sebelum karya itu, semua palinggih di Pura Penataran Agung Besakih harus tuntas dipugar, terutama di Mandala II. Pihaknya juga berencana memperbaiki pralingga dan tapakan Ida Bhatara. "Secara fisik mesti tuntas, sebelum Karya Agung Ngenteg Linggih," ujar Jro Gede Artayasa, pamangku di Pura Penataran Agung Besakih dari Banjar Kedundung, Desa Besakih, Kecamatan Rendang.
Bendesa Adat Besakih yang juga Ketua Panitia Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, Jro Mangku Widiartha membenarkan saldo dana punia Rp 1,581 miliar, setelah pemasukan dana punia Rp 6,71 miliar, dikurangi pengeluaran Rp 5,128 miliar. Dana punia Rp 6,71 miliar itu berasal dari sisa anggaran tahun lalu Rp 2,009 miliar, bantuan Pemprov Bali Rp 1,665 miliar, dana punia dari Pemkab Klungkung Rp 20 juta, Kodya Denpasar Rp 25 juta, Pemkab Badung Rp 100 juta, Pemkab Jembrana Rp 10 juta, Pemkab Gianyar Rp 25 juta, Pemkab Karangasem Rp 40 juta, Pemkab Tabanan Rp 50 juta, Pemkab Buleleng Rp 15 juta, dan Pemkab Bangli Rp 30 juta.
Ada juga punia melalui QRIS BPD Rp 556,48 juta, QRIS BNI Rp 202,64 juta, QRIS BRI Rp 124,027 juta, BPD Bali Rp 25 juta, BKS LPD (Badan Kerja Sama Lembaga Perkreditan Desa) dan LP (Lembaga Pemberdayaan) LPD Bali Rp 10,5 juta, BKS LPD Karangasem Rp 11,75 juta, Bank BPR Sri Partha Group Rp 5,5 juta, pasemetonan Bendesa Manik Mas Rp 10 juta, Jro Mangku Lanang Suandi Rp 25 juta, punia sebelum Ida Bhatara nyejer Rp 50 juta, punia selama Ida Bhatara nyejer Rp 1,666 miliar dan sesari canang Rp 34,1 juta.
Sedangkan pengeluarannya, antara lain Rp 5,128 miliar untuk upakara dan upacara Rp 3,254 miliar, sesari sulinggih dan sesari upakara Rp 165,45 juta, upakara di Pura Catur Lawa Rp 200 juta, bhakti dan punia wewalen Rp 130,94 juta, pembelian benang sanga datu Rp 120 juta, dan biaya boga Rp 1,257 miliar. "Semua pemasukan berupa dana punia telah dihitung rinci, begitu juga pengeluarannya," ujarnya.
Semua pemasukan dan pengeluaran itu telah dilaporkan saat upacara Panyineban, Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (3/5), disaksikan seluruh pejabat dan pamedek yang hadir. Kata Jro Mangku Widiartha, setiap tahun setiap menggelar upacara Panyineban Karya wajib ada laporan pertanggungjawaban. Karena seluruh pemasukan dan pengeluaran wajib diketahui umat sedharma. "Sisa dana punia itu nantinya bisa digunakan untuk biaya Karya Agung Ngenteg Linggih tahun 2026," jelas Mangku Widiartha.7k16