Produsen AMDK di Bali Minta Penanganan Sampah Dimaksimalkan Sebelum Larang Botol di Bawah 1 Liter

7 hours ago 5
ARTICLE AD BOX
Direktur Utama CV Tirta Taman Bali, I Gede Wiradhitya Samuhata, produsen air minum bermerek Nonmin, menyatakan kebijakan tersebut sebaiknya ditinjau kembali. Ia menyebut persoalan utama terletak pada efektivitas program pengelolaan sampah yang sudah ada.

"Kebijakan ini baik secara niat, tapi belum tepat sasaran. Program penanganan sampah plastik yang sudah berjalan baru mencapai sekitar 40 persen tingkat keberhasilan. Akan lebih baik jika dimaksimalkan dulu hingga 60–75 persen," ujar Wiradhitya.

Ia juga mempertanyakan dasar kebijakan tersebut karena belum ada data spesifik yang menunjukkan bahwa produsen atau distributor AMDK berukuran kecil menjadi penyumbang utama sampah plastik. "Tidak ada data yang mendukung bahwa produsen dan distribusi atau perdagangan plastik berdampak besar pada masalah sampah," tegasnya.

Senada, Direktur Utama PT Tirta Mumbul Jaya Abadi, Nyoman Arta Widnyana, produsen AMDK merek Yeh Buleleng, menilai pelarangan tersebut akan membebani masyarakat serta mengganggu stabilitas ekonomi daerah.

"Kami tidak menolak upaya pengurangan sampah plastik. Tapi ini tidak adil jika hanya AMDK yang dibatasi. Banyak produk di minimarket juga dikemas dengan plastik, seperti minyak goreng, gula, kopi, dan permen," katanya. Ia menyarankan agar pemerintah menerapkan pendekatan holistik dan merata terhadap semua sektor yang memanfaatkan kemasan plastik.

Menurut para pelaku usaha, AMDK berukuran kecil banyak digunakan oleh sektor perhotelan, pariwisata, dan pelaku UMKM karena lebih praktis dan efisien. Pembatasan ini dikhawatirkan akan berdampak langsung terhadap distribusi air minum di sektor tersebut.

"Kami mendukung Bali bersih dan bebas sampah plastik, tapi jangan sampai niat baik ini justru mengorbankan kelangsungan usaha lokal dan pasokan untuk sektor yang bergantung pada AMDK kecil," pungkas Wiradhitya.

Read Entire Article