Review Samsung Galaxy S25: Lebih Layak Beli Berkat Chipset Baru

5 hours ago 2
ARTICLE AD BOX

Bila Gizmo friends sempat membaca ulasan generasi tahun lalu, mungkin sudah tahu kalau saya pribadi sedikit kecewa akan pemilihan chipset-nya, yang membuat pengalaman penggunaan menurun. Dan ketika Samsung Galaxy S25 dihadirkan dengan kembali membawa cip dari Qualcomm, saya langsung tidak sabar ingin mencobanya, dan sudah atur ekspektasi lebih tinggi.

Ya, tahun ini Samsung kembali hadirkan Galaxy S25 dengan cip eksklusif hasil kolaborasi bersama Qualcomm, tak lagi hanya pada versi Ultra saja. Dibandingkan versi Ultra, Samsung Galaxy S25 membawa peningkatan yang, tak dapat dipungkiri, paling minim. Kamera sama, kapasitas baterai sama, kecepatan pengisian daya masih sama, dan lainnya.

Namun kehadiran software baru serta “otak baru”, seolah membuat smartphone ini seperti yang seharusnya hadir tahun lalu. Secara keseluruhan, lebih memuaskan, meski memang relatif tipis. Berikut review Samsung Galaxy S25 selengkapnya.

Desain

Samsung Galaxy S25

Semakin tipis, semakin ringan, semakin menyenangkan untuk digunakan. Samsung benar-benar ingin memenangkan hati konsumen yang mendambakan sebuah form factor mungil, dengan dimensi yang benar-benar kecil. Lebih kecil dari vivo X200 Pro mini, pun dari iPhone 16 sekalipun.

Dibandingkan Galaxy S24, dimensinya masih sedikit lebih kompak, dan signifikan lebih tipis di 7,2mm. Bobotnya? Hanya 162 gram! Sangat ringan, namun tetap terasa sangat solid berkat kombinasi material aluminium dan kaca kelas premium. Sertifikasi IP68 juga tentu tak lupa hadir untuk memberikan rasa aman ketika tak sengaja tersiram air atau masuk ke dalam kolam air bersih.

Perbedaan yang paling mencolok, ada pada lingkaran kamera belakang yang kini dibuat tebal, dan kontras karena punya bingkai lingkaran warna hitam. Menurut saya, ini perubahan yang positif, mengindikasikan kalau kualitas kamera Samsung Galaxy S25 menjadi salah satu daya tarik utama. Dan opsi warna Coral Red satu ini juga yang paling menarik.

Merahnya cukup cerah dan menyala, tapi dengan saturasi yang pas, tidak berlebihan merahnya. Benar-benar selalu menjadi pusat perhatian ketika diletakkan di atas meja, dan semua orang memuji tampilannya yang terlihat fresh. Samsung Galaxy S25 tampil dengan identitas yang kuat, membawa formula dimensi yang sudah tepat.

Baca juga: Review Samsung Galaxy S25 Ultra

Layar

Samsung Galaxy S25

Tidak ada perubahan di atas kertas, namun untuk alasan yang pas. Dimensi layar Samsung Galaxy S25 tetap dibuat 6,2 inci, yang menurut saya memang pas untuk Gizmo friends yang memang mencari sebuah smartphone kompak. Tidak terlalu kecil, nggak nanggung juga ukurannya. Benar-benar mudah dibawa, digenggam, dan masuk ke dalam beragam ukuran saku.

Panel LTPO AMOLED 120Hz full HD+ milik Samsung Galaxy S25 sudah kelas flagship, lengkap dengan keempat sisi bezel tipis, dan proteksi Gorilla Glass Victus 2. Permukaannya yang dibuat flat membuat pengguna mudah untuk menempelkan pelindung layar secara mandiri bila memang merasa perlu. Well, selama kurang lebih satu bulan pakai, tidak terlihat goresan tipis yang muncul pada unit yang saya gunakan.

Samsung Galaxy S25

Tingkat kecerahan maksimum sampai 2600 nits sangat saya apresiasi, karena memudahkan ketika digunakan di luar ruangan. Nilai maksimum ini juga bisa bertahan cukup lama, tidak cepat redup seperti sejumlah smartphone yang mungkin mudah panas ketika harus memaksimalkan kecerahan layar. Buat nonton serial favorit juga masih oke, tapi kalau jalankan aplikasi split screen, mungkin ada baiknya tidak sambil dalam perjalanan, ya.

In-display fingerprint sensor pada Samsung Galaxy S25 juga terasa reliabel, dengan posisi yang pas, dan akurasi tinggi. Overall, layar Samsung Galaxy S25 memang tidak perlu meningkat jauh, karena memang sudah berkualitas sejak sebelumnya.

Kamera

Samsung Galaxy S25

Berlanjut ke bagian berikutnya, memang terasa sedikit underwhelming di atas kertas. Bagaimana tidak, kamera Samsung Galaxy S25 masih menggunakan setup setara Galaxy S22 rilisan 2022 lalu. Tidak seperti Galaxy S25 Ultra yang cukup memikat berkat sensor 50MP ultra-wide barunya, terutama kepada mereka yang kini hobi foto “selfie Gen Z”.

Kabar positifnya sih, walaupun tetap mengusung sensor 50MP OIS, 12MP ultra-wide tanpa autofokus, dan 10MP telefoto 3x optical zoom seperti yang lama, kualitasnya bisa dibilang naik. Sementara kamera selfie 12MP-nya memang tergolong jempolan sejak yang lama, karena punya sudut pandang lebar, mendukung autofokus, dan kini bisa hasilkan warna kulit lebih pas dan natural.

Berkat ProVisual Engine dan campur tangan ISP lebih superior dari chipset baru, saya merasa hasil tangkapan kamera Samsung Galaxy S25 lebih bisa diandalkan, dan lebih konsisten. Pendekatannya pun lebih ke arah natural. Saat malam, misalnya, mode malam tergolong jarang aktif otomatis saat pakai sensor utamanya.

Hasilnya memang sedikit lebih noisy, tetapi natural, dengan pencahayaan malam yang tidak dibuat justru lebih terang. Untuk foto dalam kondisi cahaya melimpah sih sudah sangat baik, dengan rentang dinamis lebar dan detail yang pas. Paling-paling yang terasa inferior, adalah detail sensor telefotonya yang memang imut secara dimensi fisik, dan kemampuan ultra-wide saat malam hari tanpa mode malam.

Overall, bisa diandalkan, dan sensornya cukup lengkap (mengingat iPhone 16 belum punya telefoto khusus). Hasil foto lengkap dari kamera Samsung Galaxy S25, bisa kamu akses lewat album berikut ini.

AP1GczPO6ex0Zy5 U pC9HPs5Zcfr5eZn74fOzfo 1L95WS6G1pbnBV40YbskMKoL4nJcahYOQWRrJ kBAZ8rq2 elIFCguaCQ4UQQs987YbwdLG8ayL3kfu=w2400
AP1GczPM4T
AP1GczNC9h5Hl3G IyL6kwQWhQ1CKbnkGcIuZ 15JDnZOsocojhNk3CMBpqq2Jy9VEcVNMOgeRKM9tDtZM1dLlTLqvYLKrzjXiwJyw0HjxOsSMEYai kUu8Q=w2400
AP1GczPQduJAIDjk6Opvwe2rCYDMO9e8BhnOEc17GH24zvoX1a1E QT3bD73R2pHxtcqc6OqOmVqDCKHCGHValqQ465NtUxDTA1cH nuI9qR6fLq7At2vrz =w2400
AP1GczNMgYMnRBml6uBqeG9JD8nEQSRXj39MpSbyiTN YtmAu9OMX9H0hbJioLVc GD4XIMeRWqUwVQpMBFLY38OTDUE42LR0T4G 74Ohd BhXUBzD9yk4o =w2400
AP1GczP7JBy6SJ22Z94bJ0AXtDfgpvkpdQS2bqpJljICV5ABJgXxcOdlFQpfoBCPt LLeqBSjv7ICDlvZ4P4EBypSXvjp08t4bdXDav Zv8coBW
AP1GczOUrer6hyHiCxXHIEuTkx2EnhF6weJbMxPuZD1blgKcm2LWoYdfH88 Jz0yLEM dDpb2YMy hl7wVyfTH5RMUAJZOhgDURZCRrrHHIms83wuwV FfFX=w2400
AP1GczO2m0YAKfD8iA5TZpUPLvAdubCipP3knqVlW8pkTHv4TM0uaMtcxO ql31SN3DpYUYGUcIqA4YTUxa3huB4CKxk4dc7B91piOTqfNvcK6
AP1GczM5yAxZzBfYwsYg4ByD6X2FtejJ0NSVqurjJldksJKakpCXEwKJfVPohf7ZKar7EuCNeBQwAhCZpokW0PiKiGp CzHH7M6ce cKvFXofeOnSuN1JVwv=w2400

Bagaimana dengan perekaman videonya? Masih bisa dianggap sebagai flagship yang pas untuk vlogging. Walaupun sensornya tak ada perbedaan, keempat kamera (termasuk kamera selfie) bisa rekam video hingga 4K60fps, dan bahkan bisa berpindah ke semua lensa dalam resolusi 4K. Hasil perekaman stabil, warna memuaskan, bahkan detail dari telefoto tergolong lumayan baik. Dengan kualitas mikrofon khas Samsung yang terbilang jempolan, ditambah fitur Audio Eraser untuk semakin menyempurnakan suara pada video.

Fitur

Samsung Galaxy S25

Inilah aspek yang membuat Samsung Galaxy S25 tetap menarik dan relevan sebagai salah satu opsi smartphone Android terbaik rilisan 2025. Menjalankan One UI 7 yang serba Galaxy AI, janji pembaruan OS dan keamanan sampai 7 tahun tentu sangat menggoda. Belum lagi kolaborasi mendalam dengan Google, berikan fitur baru lebih dulu seperti Gemini Live, sampai gratis langganan Gemini Advanced dalam periode tertentu.

Ditambah dengan Galaxy AI yang kini semakin komplit, semakin banyak fitur-fitur tertentu yang bisa diaplikasikan ke dalam aktivitas harian Gizmo friends, termasuk meningkatkan produktivitas. Sebagai jurnalis, misalnya, bisa memanfaatkan fitur transkrip otomatis saat setelah merekam suara, kendali perekaman lebih mudah lewat Now Bar, atau merekam momen dengan lebih fokus memanfaatkan fitur seperti Audio Eraser serta foto lebih jelas tanpa distraksi karena sudah dihapus lewat Generative Edit.

Samsung Galaxy S25

Untuk Now Brief sendiri, benefitnya baru terasa ketika kamu gunakan ekosistem perangkat Samsung Galaxy secara lengkap, sehingga Samsung Galaxy S25 bisa berikan insight komplit terkait aktivitas, kesehatan, kualitas tidur dan saran lainnya. Selebihnya, hanya “nice to have” saja. Fitur seperti Writing Assist serta penolong produktivitas lainnya masih terasa lebih memikat bagi saya pribadi.

Untuk dimensinya yang sangat kompak, kualitas speaker stereonya terbilang jempolan, pas untuk mengisi ruang dengan cukup nendang nan jernih. Samsung Knox juga bisa menjadi daya tarik untuk menyimpan data penting. Dan meski tak punya aplikasi khusus seperti O+ Connect layaknya OPPO, fitur Quick Share pada Samsung Galaxy S25 bisa hasilkan QR code yang kemudian dapat di-scan pengguna iPhone, untuk menerima media foto dan video dengan instan.

Performa

Samsung Galaxy S25

Ketika mengetahui bila akhirnya Samsung kembali memutuskan untuk gunakan cip dari Qualcomm pada semua varian, saya langsung berpikir, “rasanya impresi penggunaan bakal jauh lebih meningkat dibandingkan sebelumnya”. Dan benar saja, performa Samsung Galaxy S25 terasa lebih solid, berkat cip Snapdragon 8 Elite for Galaxy yang dirancang dengan kolaborasi mendalam antara kedua perusahaan.

Samsung juga akhirnya meningkatkan kapasitas RAM menjadi 12GB—tujuannya agar fitur AI bisa berjalan lebih lancar, namun rasanya juga berpengaruh terhadap kelancaran multitasking aplikasi non-AI sekalipun. Kencang, solid, bisa diandalkan. Impresi yang sangat menyenangkan ketika smartphone sekecil ini bisa sat-set untuk akses banyak aplikasi harian.

Terkait suhu perangkat, Samsung Galaxy S25 masih terasa mudah hangat. Namun kalau dibandingkan sebelumnya yang pakai cip Exynos, tingkat hangat dan panasnya lebih rendah. Jadi masih terasa nyaman dalam genggaman ketika tidak menggunakan case. Meski rasanya untuk main game, mungkin membutuhkan kipas tambahan supaya tidak terjadi penurunan performa akibat panas saat bermain secara kontinyu.

Baterai

Samsung Galaxy S25

Pada aspek yang satu ini, masih sangat banyak kesamaan yang dibawa dari generasi sebelumnya. Baterai Samsung Galaxy S25 tetap berkapasitas 4,000 mAh, tetap hanya sebatas 25W saja untuk mengisi daya dengan waktu kurang lebih 75 menit dari hampir habis sampai penuh, plus maksimal 15W secara nirkabel. Fitur reverse wireless charging juga tetap dibawa.

Waktu pengisian dayanya tergolong mengecewakan, terutama ketika kompetitor Android lainnya sudah bisa jauh lebih cepat. Kapasitasnya pun juga terasa kecil, meski mungkin masih lumrah berkat dimensi perangkat. Kabar baiknya, saya merasakan adanya peningkatan daya tahan Samsung Galaxy S25 baik ketika standby maupun digunakan secara lebih intensif.

Kalau di Galaxy S24 saya sangat kesulitan untuk membuatnya tahan seharian penuh (dan sudah dibantu mode hemat daya), pada Samsung Galaxy S25, bisa sedikit lebih leluasa. Rasanya penggunaan cip Snapdragon terbaru kali ini jauh lebih pas, sehingga smartphone lebih bisa diandalkan pada hari-hari dengan aktivitas tinggi, tanpa harus selalu mengisi daya di sore-malam hari.

Kesimpulan

Samsung Galaxy S25

Sulit untuk tidak menuduh bila generasi sebelumnya kurang menyenangkan berkat pemilihan cip Exynos. Dan kekecewaan yang saya alami kemarin, tidak berulang di Samsung Galaxy S25. Overall, impresi mengunakannya lebih positif. Setidaknya sesuai dengan ekspektasi ketika menggunakan sebuah smartphone kompak.

Kamera bisa diandalkan, performa lebih baik, waktu standby lebih lama, yah walaupun tentu belum bisa seawet flagship lain—lagi-lagi wajar, dimensinya saja lebih mungil dibandingkan semua iPhone 16 terbaru. Bila Gizmo friends memang berencana untuk meminang yang satu ini, akan lebih baik mendapatkannya dari toko di e-commerce dengan harga lebih menarik.

Artikel berjudul Review Samsung Galaxy S25: Lebih Layak Beli Berkat Chipset Baru yang ditulis oleh Prasetyo Herfianto pertama kali tampil di Gizmologi.id

Read Entire Article