Lima Sekolah Rusak Akibat Bencana Ditangani Tahun Ini

1 week ago 11
ARTICLE AD BOX
Pemkab Buleleng sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,6 miliar yang bersumber dari pos Belanja Tidak Terduga.

Kelima sekolah tersebut yakni, SDN 3 Kalibukbuk, SDN 3 Pegayaman, SDN 4 Suwug, SDN 1 Kampung Anyar dan SMP 3 Kubutambahan. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Putu Ariadi Pribadi, Kamis (10/4) kemarin mengatakan, sekolah yang mengalami kerusakan akibat bencana dengan skala sedang hingga berat langsung mendapat prioritas penanganan tahun ini.

“Saat ini sedang berproses pergeseran anggaran BTT dari BPKPD (Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah) masuk ke rekening Dinas Dikpora baru setelah itu didistribusikan ke sekolah sasaran,” ucap Ariadi.

Menurutnya, perbaikan satuan pendidikan dampak bencana hanya dapat dilakukan pada saat tahun berjalan. Sedangkan sekolah yang mengalami dampak bencana sebelum tahun anggaran 2025 tidak bisa tercover dari BTT 2025. Tetapi masih dapat diusulkan dalam program kegiatan tahun 2026 mendatang.

Selain lima sekolah yang sudah tercover BTT, perbaikan satuan pendidikan dampak bencana juga menyasar SDN 5 Kampung Baru, yang 3 atap ruang kelasnya jebol akibat cuaca ekstrem. Namun penanganan kerusakan Gedung SDN 5 Kampung Baru dibantu oleh Yayasan Rice For Bali.

“SDN 5 Kampung anyar sebelumnya juga masuk usulan di BTT itu dengan estimasi anggaran Rp 310 juta, tetapi dalam prosesnya Yayasan Rice For Bali berkomitmen membantu perbaikan tuntas. Kami sangat berterimakasih atas kolaborasi dan dukungan, karena persoalan pendidikan tidak hanya tanggung jawab pemerintah,” imbuh Ariadi.

Bantuan dari pihak ketiga untuk memajukan pendidikan di Buleleng juga disebut Ariadi sangat membantu Pemkab Buleleng dalam menangani sekolah rusak dengan jumlah yang cukup banyak di tengah keterbatasan kemampuan keuangan daerah dan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat.

Sementara itu, untuk SDN 1 Sumberkima yang juga mengalami kerusakan pada bagian atap di 9 ruang kelas, karena usia bangunan sudah tua, sudah diusulkan ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI.

“Usulannya melalui DAK, ini berproses di Kementerian, mudah-mudahan 2026 nanti bisa mendapatkan prioritas. Ada juga bangunan baru 2-3 tahun yang plafonnya sudah jebol, ini menjadi evaluasi kami kedepannya dalam pengawasan pengerjaan proyek,” tegas pejabat asal Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.7 k23
Read Entire Article