ARTICLE AD BOX
Komitmen ini disampaikan Koster dalam Rakor Percepatan Pelaksanaan Program Pembangunan Bali 2025-2030 di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Jumat (11/4/2025).
“Ketika Bapak Presiden Prabowo Subianto berkunjung ke Bali, sangat memperhatikan mengenai kacaunya pemasangan baliho di sejumlah lokasi, beliau minta supaya itu dibersihkan,” ujar Koster.
Pesan ini memang tidak langsung diterima Gubernur Bali, melainkan melalui Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Sebab, Pemerintah Pusat melihat kesemrawutan pemasangan baliho di Pulau Dewata tidak mencerminkan wilayah tersebut sebagai tujuan wisata utama.
Prabowo sedikitnya menyampaikan permasalahan ini sebanyak dua kali di depan publik. Pertama, ketika berbicara di HUT ke-16 Partai Gerindra di The Meru Sanur saat masa kampanye Pilpres 2024. Kedua, saat menemui calon kepala daerah usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) se-Bali di Restoran Bendega, Denpasar.
Presiden berpesan kepada pemimpin Bali yang akan terpilih melalui Pilkada 2024 kala itu untuk menjaga keindahan Bali. Ia menitipkan Bali yang sudah terkenal secara internasional dengan budaya dan keindahannya agar dijaga, sehingga pariwisata tetap berkembang di Pulau Dewata.
"Kalau Indonesia khususnya Bali yang terkenal dengan keindahan kita tidak jaga, kita biarkan oleh keserakahan, bangun seenaknya, pasang iklan seenaknya, yang indah jadi tidak kelihatan. Untuk apa jauh-jauh datang ke Bali lihat baliho, mereka (para turis) sudah bosan,” beber Presiden di Restoran Bendega, Denpasar.
Sebagai Gubernur Bali terpilih yang memimpin Pulau Dewata saat ini, Koster menaati pesan Presiden Prabowo. Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini mengakui bahwa tata reklame di Bali harus diperhatikan secara serius karena membawa kesan kumuh.
“Bapak Mendagri menyarankan untuk membentuk Perda untuk mengatur tempat-tempat di mana boleh pasang baliho, iklan, segala macam, supaya tertib. Dan yang tidak tertib, tindak tegas saja supaya Bali itu rapi sebagai destinasi wisata dunia,” imbuh Koster yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster lantas membentuk tim penertiban yang dikoordinir Satpol PP Provinsi Bali. Terlibat pula Dinas Perhubungan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman, pecalang, dan lembaga terkait lainnya.
“Kalau perlu, kami akan libatkan jajaran TNI. Pak Danrem (Komandan Resimen), waktu di Jakarta tertib sekali. Bruk, buka, buka, buka. Ah begitu, tidak ada komprominya. Harus begitu sekarang di Bali ini supaya Bali ini wajahnya berubah,” tandas Koster. *rat
“Ketika Bapak Presiden Prabowo Subianto berkunjung ke Bali, sangat memperhatikan mengenai kacaunya pemasangan baliho di sejumlah lokasi, beliau minta supaya itu dibersihkan,” ujar Koster.
Pesan ini memang tidak langsung diterima Gubernur Bali, melainkan melalui Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Sebab, Pemerintah Pusat melihat kesemrawutan pemasangan baliho di Pulau Dewata tidak mencerminkan wilayah tersebut sebagai tujuan wisata utama.
Prabowo sedikitnya menyampaikan permasalahan ini sebanyak dua kali di depan publik. Pertama, ketika berbicara di HUT ke-16 Partai Gerindra di The Meru Sanur saat masa kampanye Pilpres 2024. Kedua, saat menemui calon kepala daerah usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) se-Bali di Restoran Bendega, Denpasar.
Presiden berpesan kepada pemimpin Bali yang akan terpilih melalui Pilkada 2024 kala itu untuk menjaga keindahan Bali. Ia menitipkan Bali yang sudah terkenal secara internasional dengan budaya dan keindahannya agar dijaga, sehingga pariwisata tetap berkembang di Pulau Dewata.
"Kalau Indonesia khususnya Bali yang terkenal dengan keindahan kita tidak jaga, kita biarkan oleh keserakahan, bangun seenaknya, pasang iklan seenaknya, yang indah jadi tidak kelihatan. Untuk apa jauh-jauh datang ke Bali lihat baliho, mereka (para turis) sudah bosan,” beber Presiden di Restoran Bendega, Denpasar.
Sebagai Gubernur Bali terpilih yang memimpin Pulau Dewata saat ini, Koster menaati pesan Presiden Prabowo. Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini mengakui bahwa tata reklame di Bali harus diperhatikan secara serius karena membawa kesan kumuh.
“Bapak Mendagri menyarankan untuk membentuk Perda untuk mengatur tempat-tempat di mana boleh pasang baliho, iklan, segala macam, supaya tertib. Dan yang tidak tertib, tindak tegas saja supaya Bali itu rapi sebagai destinasi wisata dunia,” imbuh Koster yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster lantas membentuk tim penertiban yang dikoordinir Satpol PP Provinsi Bali. Terlibat pula Dinas Perhubungan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman, pecalang, dan lembaga terkait lainnya.
“Kalau perlu, kami akan libatkan jajaran TNI. Pak Danrem (Komandan Resimen), waktu di Jakarta tertib sekali. Bruk, buka, buka, buka. Ah begitu, tidak ada komprominya. Harus begitu sekarang di Bali ini supaya Bali ini wajahnya berubah,” tandas Koster. *rat